Senin, 01 Agustus 2016

Phalanx, Formasi Perang yang Menaklukan Kekaisaran Persia.

Phalanx adalah formasi militer yang digunakan oleh Alexander Agung dalam invansi ke kekaisaran Persia. Formasi ini biasanya berbentuk kotak yang terdiri dari kumpulan phalanglites berbaris bersenjata tombak yang panjang, sarissa atau senjata serupa lainnya. Sarissa merupakan tombak yang lebih panjang dan dibutuhkan dua tangan untuk memegangnya. Sarissa mempunyai panjang sekitar 2 hingga 6 meter. Formasi phalanx pernah digunakan untuk melawan prajurit Sparta yang terkenal ahli berperang. Formasi phalanx sukses mengalahkan Sparta dalam perangnya.
Phalanglites berbekal helm, sarissa, perisai kecil dan pedang unutk berjaga-jaga jika formasi bubar. Phalanglites biasanya memakai baju dengan ketahanan diatas rata-rata pasukan jenis lain.

Formasi Phalanx pertama kali dikembangkan oleh Philippos dari Makedonia dan disempurnakan oleh Alexander Agung. Formasi Phalanx hampir tidak mungkin ditembus dari depan karena lini depan yang sangat kuat. Dalam perang, Formasi Phalanx harus terjaga bentuknya dan tidak boleh renggang apalagi tercerai berai. Biasanya prajurit tipe kavaleri berada dibelakang formasi phalanx, karena prajurit kavaleri memiliki pergerakan cepat dan fleksibel.

Pertempuran antara dua formasi phalanx biasanya terjadi di medan terbuka, dan datar dimana prajurit lebih mudah untuk bergerak maju sambil tetap menjaga bentuk formasi. Medan yang berat, berhutan atau daerah berbukit akan mempersulit para prajurit dalam mempertahankan barisan yang kokoh sehingga akan membuat tujuan penggunaan formasi phalanx tidak tercapai. Akibatnya, perang bisa kalah. Kelemahan Formasi ini adalah:

1. Hantaman dari sebelah samping atau belakang. karena, prajuritnya sulit berbalik arah karena senjatanya berukuran besar.
2. Berhadapan antara dua formasi phalanx. Jika Phalanx bertemu Phalanx, kemenangan ditentukan oleh seberapa banyak prajurit dalam formasi dan kualitas senjata serta prajuritnya.
3. Dihujani oleh panah berapi. Prajurit penyusun phalanx akan tercerai-berai, Meskipun dengan perisai yang dimiliki. Karena perisai yang dimilki tidak cukup untuk melindungi seluruh tubuh.
4. Medan pegunungan, berbukit dan hutan. Karena formasi phalanx membutuhkan kerapatan barisan.
Dalam invansi daerah kekuasaan Persia di Asia kecil, Alexander Agung menggunakan formasi Phalanx sebagai pendobrak dan diikuti pasukan kavaleri berkuda serta pemanah sebagi sayap. Menggunakan cara ini, Alexander Agung mampu menggulingkan kekuasaan raja Persia, Darius III, dan menaklukan seluruh Kekaisaran Persia. Dalam invansi ke India Alexander Agung menemui kesulitan karena medan pertempurannya adalah pegunungan, perbukitan dan hutan. Alexander Agung wafat sebelum melakukan ekpansi ke Arabia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar