Sabtu, 30 Juli 2016

4 Pasukan Kavaleri Berkuda Paling Tangguh.

1. Prajurit Mongol.

Prajurit Mongol adalah unit tempur berkuda dari Asia yang terkenal karena kekejaman mereka. Mereka berhasil menaklukkan wilayah yang sangat luas pada abad ke-13 dan mendirikan Kekaisaran Mongolia, yang merupakan kekaisaran terbesar pada masa itu.

Prajurit Mongol sangat ahli dalam berkuda sambil memanah, dua keahlian yang sangat cocok untuk pertempuran di daerah stepa. Beragam suku Mongol bersatu di bawah Jenghis Khan pada tahun 1206 M. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Mongol menaklukan sebagian besar Cina utara. Setelah kematiannya, pasukan Mongol terus memperluas daerah taklukan mereka, hingga mereka berhasil mendirikan kekaisaran yang sangat luas. Sebelum masa tersebut, tidak pernah ada negara yang memiliki wilayah seluas kekaisaran Mongol, dan setelah masa tersebut, hanya ada satu kekaisaran yang lebih luas daripada Kekaisaran Mongol, yaitu Kekaisaran Britania. Dengan kata lain, Kekaisaran Mongol adalah kekaisaran terbesar kedua yang pernah ada. Kekaisaran ini meliputi seluruh Cina, Korea, sebagian besar Timur Tengah, dan Eropa Timur.
2. Ksatria Templar.

Ksatria Templar adalah ordo militer Kristen terbesar yang berpusat di Yerusalem dibentuk pada 1119, setelah Perang Salib Pertama pada 1096, untuk membantu Kerajaan Yerusalem melindungi kerajaannya, dan untuk memastikan keamanan para peziarah Eropa yang pergi ke Yerusalem. Ada empat divisi persaudaraan dalam Templar yaitu:
- Ksatria, dilengkapi sebagai kavaleri berat;
- Sersan, dilengkapi sebagai kavaleri ringan dan diambil dari kelas sosial yang lebih rendah dari kesatria;
- Petani, yang menangani harta milik Ordo;
- Pendeta tentara, yang ditahbiskan sebagai imam dan merawat kebutuhan rohani Ordo.
3. Pasukan Berkuda Mamluk.

Mamluk adalah budak belian kasta kesatria yang dimiliki oleh khalifah Islam yang berkuasa. Meskipun para mamluk adalah belian namun status mereka di atas budak biasa, yang mana budak biasa tidak diperkenankan membawa senjata dan juga dilarang melakukan aktivitas tertentu. Di beberapa tempat tertentu seperti di Mesir, sejak masa dinasti Ayyubiyah hingga masa Kesultanan Utsmaniyah, mamluk bahkan sudah menjadi majikan sejati, yang status sosialnya di atas orang merdeka umumnya.
Para prajurit mamluk ini menciptakan kelas kesatria yang khusus, yang memiliki kedudukan politik yang penting. Seiring waktu, para Mamluk menjadi kasta militer yang sangat kuat dalam sebagian masyarakat Islam. Mamluk memegang kekuasaan politik dan militer khususnya di Mesir, juga di Syam, Irak dan India. Dalam beberapa kasus, bahkan menjabat sebagai sultan, sebagian lain mengusai kekuasaan lokal sebagai Amir. Yang paling terkenal adalah periode Kesultanan Mamluk (1250–1517), di mana sebuah faksi Mamluk di Mesir berhasil mengambil alih kekuasaan dari penguasanya, dinasti Ayyubiyah. Mereka awalnya merupakan prajurit budak yang berasal dari suku-suku bangsa Turki,[3] yang memanfaatkan keadaan dinasti Ayyubiyah yang mulai melemah. Kesultanan ini dikenal karena mampu memukul mundur invasi pasukan ilkhan dari Mongol pada Pertempuran Ain Jalut juga dalam melawan pasukan Salib, mereka secara efektif menggiring pasukan Salib keluar dari Syam pada 1291 hingga secara resmi era Pasukan salib berakhir pada 1302.
4. Samurai Berkuda.

Samurai muncul pada tahun 905-914. Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi hampir seluruhnya identik dengan ksatria kelas menengah dan atas. Samurai mengikuti seperangkat aturan yang kemudian dikenal sebagai Bushido. walaupun samaurai masih kurang dari 10% dari populasi Jepang, ajaran mereka masih dapat ditemukan hingga hari ini baik dalam kehidupan sehari - hari maupun dalam seni bela diri modern Jepang.
Pada awalnya, Samurai tidak menggunakan kuda. Pada saat pertarungan sesama samurai, Samurai berkuda terlihat jauh lebih unggul. Sedemikian efektifnya para samurai era lama ini menggunakan kuda, busur dan panah sehingga pada abad ke-11 hingga 14 masehi jumlah pasukan yang bertikai hanya dituliskan berdasarkan dari jumlah pasukan berkuda yang dimiliki oleh tiap kubu. Karena sejumlah kecil pasukan infantri ringan yang belum profesional tidaklah memiliki pengaruh besar dalam peperangan. Duel antar samurai berkuda-lah yang menjadi inti dari peperangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar